Saturday, April 30, 2011

all bout Hibari !

Jajjangg ~ see the good looking and cool guys above ? ohoho ~
i'm sooooo in lovey dovey mood with him *loool*
some anime post nvm oh ?

wait, a little introduction of him first :P

Kanji Name雲雀 恭弥
Romaji NameHibari Kyōya
Title
  • 10th Vongola Cloud Guardian
  • Namimori Disciplinary Committee Head
GenderMale
Age16, 26 in the Future Arc.
StatusAlive
Date of BirthMay 5
FamigliaVongola Famiglia
Team
Weapons
Box AnimalRoll (Version Vongola Box)
FlameCloud, Mist
Height169 cm
Weight58 kg
Kyoya Hibari (雲雀 恭弥, Hibari Kyōya) is Vongola Family Cloud Guardian and the leader of the Namimori Middle Discipline Committee, a group of delinquents who are all loyal to Hibari. He is a violent delinquent who uses his status to harass other students. As shown several times in the series, he prefers to be alone and cares little for his subordinates. He loves Namimori more than anything and will often say "I'll bite you to death," or "kamikorosu," to those that disturb Namimori Middle School. Hibari is very proud of his school and is apparently the only person who likes their school's anthem, even using it as his ringtone. In the Kokuyo Arc, he adopted Kokuyo Assassin Birds' bird. The bird (subsequently nicknamed "Hibird" due to its connection to Hibari) becomes attached to Hibari. Hibird can also sing the school's anthem as Hibari loves it. Reborn piqued Hibari's curiosity early on in the series, and Hibari considers him a worthy opponent, having a strong urge to fight him. He has a soft spot for small animals, and hates to be indebted to anyone and therefore strives to pay them back as soon as possible.

How's ? even he's that cool, he still have a kawaii side of him (can be seen by having hibird with him)
I can't stop thinking about him, he make me feels like *dokidoki* XDD
sooo i spend some time to browse for his photo (for self-calming) and here are they ! :P


hibari with lotss of hibird





















*ugh*


oh and and, i also find some his photo with Yamamoto Takeshi, Vongola Rain Guardian
They look so sweeettt ! XDD

i guess only yamamoto can deal with hibari

awww ! *doki-doki-doki*
nahh, back to reality *slapslap*
until here then, gonna back to study thennn continue to watch Kateikyosi Hitman Reborn *kekeke*
Jia na ~ see you




Character Outline taken from : reborn.wikia.com
Photo taken from : enrique1698.blogspot.com

Friday, April 15, 2011

Chris Medina - What Are Words

Here a single from Chris Medina - What are words
Really a touching lyrics ;')


Anywhere you are, I am near
Anywhere you go, I'll be there
Anytime you whisper my name, you'll see
How every single promise I keep
Cuz what kind of guy would I be
If I was to leave when you need me most
What are words
If you really don't mean them
When you say them
What are words
If they're only for good times
Then they don't
When it's love
Yeah, you say them out loud
Those words, They never go away
They live on, even when we're gone
And I know an angel was sent just for me
And I know I'm meant to be where I am
And I'm gonna be
Standing right beside her tonight
And I'm gonna be by your side
I would never leave when she needs me most
What are words
If you really don't mean them
When you say them
What are words
If they're only for good times
Then they don't
When it's love
Yeah, you say them out loud
Those words, They never go away
They live on, even when we're gone
Anywhere you are, I am near
Anywhere you go, I'll be there
And I'm gonna be here forever more
Every single promise I keep
Cuz what kind of guy would I be
If I was to leave when you need me most
I'm forever keeping my angel close

be grateful

Mungkin anda pernah merasa bahwa hidup ini tidak seperti yang anda harapkan, tidak adil
sesuatu yang begitu ingin anda dapatkan tidak didapati
merengek, marah, atas semua hal yang tidak berjalan sesuai keinginan anda
pekerjaan yang membosankan, rekan kerja / pimpinan kerja yang mengesalkan.

Namun, sadarkah anda bahwa anda telah sangat beruntung dapat makan 3x sehari, hidup dengan layak, memiliki tempat tinggal untuk berteduh dari panas dan hujan, baju yang pantas, tempat tidur yang empuk untuk beristirahat, pekerjaan yang layak.
Lihatlah dunia luar, begitu banyak orang yang masih hidup tidak berkecukupan.
dibandingkan mereka, bukan kah anda harus belajar bersyukur atas apa yang anda dapati, bukan malah marah atau merengek atas hal" atau barang yang tidak anda dapati.










Seperti kata pepatah, " belajar menghargai adalah awal dari kehidupan "
Hargailah, bersyukurlah, atas apa yang anda dapati sekarang.
sebelum anda berpikir buruk tentang hidup anda, luangkanlah beberapa saat untuk berpikir bahwa banyak orang yang lebih menderita dari anda

" I used to complain i don't have shoes to wear, but then one day I met someone who have no leg "
" I used to complain i have annoying parents, but then one day I met someone who's orphan "
" I used to complain i don't have beautiful shirt to wear, but then one day I met someone who only have one torn shirt "

Be grateful of all you have in your life ^^


Photo taken from : www.pics-site.com

Friday, April 8, 2011

Girls's feeling
















Girls ! Fall in Love With Yourself

Feels like full of flaws, nothing good in your self ?
oh girls, you can be more than you ever thought !
all girls are fabulous and gorgeous in their own way.
AND most important thing in girls not always about looks, it’s your thinking.
Your happiness, appearance and relationships all hinge on how you perceive, present, and LOVE -- yourself 

Here some tips, lets whip your self-confidence into shape :

Tell Your Inner Nag to Shut Up!

Stop being so hard on yourself, would you? Thinking you’re fat or stupid or not good enough for some guy is the reality as long as you’re believing it.

Try this: When you catch yourself listening to negative self-talk, stop. Picture something you adore about your life, your looks or your little quirks. Like the cool bond you have with your sis or how that blue dress looks so much better on you than it does on the hanger. Smile. Say cheese. 

Believe in Your Own Greatness

Maybe you feel other girls are so much smarter, prettier, cooler.…Well, we can’t argue with the fact that there are a lot of great gals out there. But guess what: You’re one of ’em! 

Try this: Being your total self is about rolling all the best parts of you into one impressive presentation. Instead of wishing you were a clone of someone else, take a look at everyone around you. Realize that you have just as many good qualities as the girl sitting next to you. It’s just that each of you has a unique blueprint. Rock yours! 

Give Ugly the Day off

Everyone has that friend who obsesses over her looks. She can’t pass a shop window without stopping to adjust her shirt, inspect her lips, tuck a lock of hair. She picks on each last detail, and then she scoffs: “I look horrible!” Meanwhile, she’s cute as can be. Um, pardon, is that friend…you? 
  
Try this: Do a single glance in the morning, then totally avoid mirrors and windows (no looking into shiny spoons either! That's vain!). Break free of the focus on your physical appearance so you can look within. Are you getting good marks, feeling fit and hanging out with the right people? No mirrors! To pump up your self-esteem, it’s time for inner reflection.



Remember girls, always have self-confidence and LOVE yourself
Like brunomars said : " Cause You're Amazing Just The Way Your Are " ;)

Make the most of yourself, for that is all there is of you.  ~Ralph Waldo Emerson

You must love yourself before you love another. By accepting yourself and fully being what you are, your simple presence can make others happy. ~ Anonymous



 Tips quoted from : girlworlddaily.com



Wednesday, April 6, 2011

Reflection

   Ini kisah nyata yang menggetarkan hati, seorang anak di China yang mendapat penghargaan tinggi dari pemerintahnya karena dinyatakan telah melakukan “PERBUATAN SANGAT LUAR BIASA”.
  
  Diantara 9 orang peraih penghargaan itu, ia merupakan satu-satunya kanak-kanak yang terpilih dari 1,4 milyar jumlah penduduk China. Yang membuatnya dianggap luar biasa ternyata adalah perhatian dan pengabdian pada sang ayahnya, yang senantiasa kerja keras dan pantang menyerah, serta mempunyai prilaku dan ucapannya yang menimbulkan rasa simpati.

  Sejak ia berusia 10 tahun anak ini ditinggal oleh ibunya yang sudah tiada akibat tidak tahan hidup bersama suaminya yang sakit keras dan sangat miskin.

  Sejak itu Zhang Da, demikian nama anak itu, hidup dengan sang ayah yang tidak bekerja, tidak bisa berjalan dan sakit-sakitan. Secara umur ia adalah masih sangat terlalu kecil untuk memikul tanggung jawab yang berat ini, namun ia tetap berjuang. Ia bersekolah dengan berjalan kaki melewati hutan kecil. Karena tidak sarapan, diperjalanan itu ia makan daun-daun, biji-bijian dan buah-buahan yang ia temui. Kadang ia mencoba memakan sejenis jamur atau rumput, sehingga ia tahu mana yang masih bisa diterima lidahnya dan mana yang tidak. Pulang sekolah, ia bekerja membelah batu-batu besar. Upah sebagai tukang batu digunakan untuk membeli beras dan obat-obatan untuk ayahnya. Setiap hari ia menggendong ayahnya kekamar mandi, menyeka dan juga memandikan ayahnya. Ia membeli beras dan membuatkan bubur untuk makan ayahnya.

  Segala urusan ayahnya lainnya pun ia yang mengerjakannya sendirian. Obat yang mahal dan jauhnya tempat berobat membuat Zhang Da berpikir untuk menemukan cara terbaik untuk mengobati sang ayah. Ia pun belajar tentang obat-obatan melalui sebuah buku bekas yang ia beli. Ia mempelajari bagaimana seorang suster memberikan suntikan. Setelah merasa mampu, ia sendiri yang menyuntik ayahnya.

  Ketika acara penganugerahan penghargaan tersebut berlangsung, pembawa acara bertanya apa yang diinginkan Zhang Da ” Apakah uang atau lainnya. Disini ada banyak pejabat, pengusaha, juga ada ratusan juta penonton telivisi, mereka bisa dan akan siap membantumu nak ”
  Namun apa yang dikatakan Zhang Da sangat sungguh mengejutkan kepada siapapun, ia hanya berkata, ”Aku tak mau apa-apa, aku hanya ingin Mamaku kembali !.”
Zhang Da (10 yrs old)

No Feast Last Forever

   Madame Wellington Koo atau Oei Hui Lan ialah anak dari Raja gula Semarang yang sangat terkenal, yaitu Oei Tiong Ham. Kekayaan yang tidak ada habisnya dari ayahnya ternyata tidak pernah bisa memberikan kebahagiaan padanya. Hidup serba berkelimpahan di istananya di Semarang-Indonesia di masa pemerintahan Hindia Belanda, melewatkan masa mudanya di Paris, London, Amerika, hingga China saat berkeluarga, menjadi socialita terpandang di kaum elit Eropa, menjadi istri Wellington Koo, orang nomor dua di China saat itu ternyata juga tidak juga bisa memberikan kepuasan dan kebahagiaan kepadanya.

   Dilahirkan sebagai anak kedua dari istri sah Oei Tiong Ham, Oei Hui Lan seolah menggenggam dunia dalam tangannya. Ayahnya yang kaya raya selalu memanjakannya dengan memberi apapun yang Ia inginkan, bahkan sampai membuatkan kebun binatang di istananya (istana mereka hingga saat ini masih ada di Semarang, namun sudah menjadi sebuah universitas swasta). Akan tetapi, tidak demikian dengan ibunya. Ibunya lebih menyayangi kakakanya, Oei Tjong Lan, dan lebih suka berfoya-foya membelanjakan uang ayahnya untuk membeli permata, berlian, emas, perhiasan mewah, dan baju-baju mahal hingga ke luar negeri demi menutupi kesedihannya akan kebiasaan buruk ayahnya yang memiliki banyak selir dan anak di luar nikah.

   Kekayaan yang dimiliki oleh ayahnya ternyata justru mengancam kehidupan Oei Hui Lan beserta ibu dan kakaknya yang merupakan keluarga sah dari Oei Tiong Ham. Dengan keberadaan 18 selir dan 42 anaknya, keberadaan Hui Lan, ibu dan kakaknya selalu terancam. Para selir selalu berusaha untuk menggantikan ibu Hui Lan untuk menjadi istri sah ayahnya dan menguasai seluruh harta ayahnya. Ayahnya, Oei Tiong Ham, yang dikenal sebagai Raja Gula, bahkan orang terkaya se-Asia Tenggara saat itu memiliki pabrik tidak hanya di Pulau Jawa, tapi juga Singapura, London, Paris, Cina, dan kota lainnya. Dengan kekayaan ayahnya, Hui Lan dibekali kehidupan bergelimangan harta, pakaian mewah, perhiasan mahal yang menunjukkan kastanya, berbagai kursus seperti berkuda hingga kursus bahasa yang membuatnya menguasai 4 bahasa termasuk Inggris dan Perancis.


   Semua itu ternyata masih membuat Hui Lan tetap mencari-cari kasih sayang di luar keluarganya. Pernah sekali waktu saat Ia, ibu dan kakaknya berlibur ke Singapura, Ia menemukan cinta pertamanya yang ternyata ialah seorang pria beristri. Pengalaman pahit itu membuatnya malas untuk menjalin hubungan lagi dengan pria, dan menyetujui ibunya untuk pindah tinggal ke London bersama kakaknya yang telah menikah.

   Saat mulai masuk menjadi penghuni kota London, Hui Lan dan ibunya menjadi orang yang sangat norak dan terkesan pamer. Ibunya yang terobsesi untuk menjadikan Hui Lan wanita terpandang dan bisa berbaur dengan para socialita membekali Hui Lan dengan gaun-gaun mewah dan perhiasan mahal setiap mereka akan mengunjungi pesta. Mulai asyik dengan kehidupan barunya, Hui Lan menjadi sangat terbiasa berpesta, mengikuti acara para socialita Eropa, berteman dengan keluarga kerajaan, bergaul dengan pria bule, hingga terbiasa dengan kebiasaan ibunya untuk memberikan perhiasan mahalnya ke orang yang dekat dengannya.

   Tapi semua itu tetap membuat Hui Lan merasa tidak puas. Ia selalu mencoba mencari cara untuk membahagiakan dirinya, tapi tidak pernah menemukannya.Obsesi ibunya untuk membuat Hui Lan menjadi orang terpandang akhirnya membuatnya harus menjalani kehidupan pernikahan tanpa cinta. Menikahi Wellington Koo, orang nomor dua di China, yang menjadi duta besar Cina untuk Amerika dalam rangka memerdekakan China memang membawanya ke kehidupan yang jauh lebih tinggi kastanya. Ia mulai dikenal oleh semua pembesar negara-negara yang menjalin hubungan dengan China, berbaur dengan berbagai keluarga presiden, kerajaan, menteri dan anggota pemerintahan dengan strata atas.

   Dalam pernikahannya, suaminya tidak pernah memberi uang yang cukup seperti ayahnya. Karena terbiasa dengan harta dan kehidupan mewah, Hui Lan pun tak pernah segan mengeluarkan uang pribadinya untuk membahagiakan hidupnya. Mulai dari merenovasi rumah, menghias dirinya seperti kebiasaannya, memelihara banyak anjing sebagai temannya, dan masih banyak hal lainnya yang berujung kecurigaan media China akan mewahnya pola hidup Hui Lan yang saat itu lebih dikenal sebagai Madame Wellington Koo.



   Hal itu tetap tidak membuatnya kapok, Hui Lan tetap memakai uang sesuka hati, bahkan meminta uang pada ayahnya untuk segala keperluannya. Sampai suatu ketika, Ia, suami dan anaknya mengunjungi Singapura untuk bertemu ayahnya yang ternyata telah menikah lagi dengan keponakan ibunya, Ia sangat kaget dengan pola hidup ayahnya yang telah berubah 180o. Ayahnya yang kaya raya malah hidup sederhana, bahkan cenderung prihatin untuk ukurannya. Hidup di ruko kecil di daerah kumuh, jauh sekali dari ingatannya tentang istana mereka saat di Indonesia. Ia berpikir dan bertanya mengapa ayahnya mau memilih kehidupan seperti itu, namun sepertinya Ia belum mengerti keputusan ayahnya.

   Ia masih terus hidup berfoya-foya, sampai akhirnya Perang Dunia Kedua merenggut seluruh hartanya di China. Ia hanya bisa meratapi semuanya, namun tetap tidak mau merubah pola hidupnya yang bak putri di pesta dansa. Kepergian satu- persatu dari ayahnya, ibunya, lalu disusul kakaknya akhirnya mulai menyadarkannya akan  harta yang ternyata tidak bersifat kekal, dan malah menghancurkan keluarga mereka.

   Di usianya yang mulai tua, tanpa keluarga yang telah meninggalkannya, hanya tersisa anak-anaknya, tanpa suaminya yang telah menikah lagi dengan wanita lain, Hui Lan mulai merasa kesepian tinggal di rumah besar dan megah. Ia pun memilih untuk tinggal di apartemen seorang diri, dengan terlebih dahulu membekali anak-anaknya dengan rumah-rumah pribadi. Perampokan yang terjadi di apartemen kecilnya di Amerika saat usianya telah tualah yang akhirnya semakin menyadarkannya bahwa Ia tidak bisa selalu hidup memamerkan hartanya, dan membawa-bawa hartanya ke manapun Ia pergi. Ia pun mulai menyimpan seluruh harta dan perhiasan mewahnya di bank, dan hanya menyisakan sedikit di apartemennya.

   Kehidupannya yang bergelimangan harta, namun tetap tidak bisa membeli cinta dan kebahagiaan terasa begitu sayang baginya untuk dilewatkan. Bersama temannya, Hui Lan pun membuat sebuah buku kisah perjalanan hidupnya yang hanya terbit di Amerika, berjudul “No Feast Last Forever”, sesuai dengan jalan hidup yang akan ditempuh semua orang. Tidak ada pesta yang tak berakhir. Bahkan pertemuan pun akan mengalami perpisahan. Segala pesta, kehidupan glamor, kemewahan harta, dan segala sesuatu yang menyertainya pada akhirnya akan habis juga. Kebahagiaan yang justru tak lekang oleh waktu justru tidak pernah Ia miliki, dan justru menjadi hal yang paling disesalinya seumur hidupnya.

   Kisah Oei Hui lan mungkin hanya segelintir dari kisah hidup para socialita yang selalu dipenuhi pesta, hura-hura, dan barang mewah. Namun, pelajaran hidup yang dipetik Hui Lan di akhir hidupnyalah yang patut kita jadikan pembelajaran.  Jangan mengagungkan sesuatu yang sifatnya sementara seperti harta. Akan jauh  lebih baik mengumpulkan hal yang bersifat abadi seperti kebahagiaan dan cinta, karena hal itulah yang akan menguatkan kita saat dalam keadaan paling terpuruk sekalipun.


Been published by Your Magazine – Dec 2010 Edition